Kamis, 23 April 2015

profil maluku

Provinsi Maluku

Hasil gambar untuk PROVINSI MALUKU
Hasil gambar untuk PROVINSI MALUKU
Hasil gambar untuk PROVINSI MALUKUHasil gambar untuk Provinsi Maluku
1.      Sejarah singkat Provinsi Maluku

Maluku atau yang dikenal secara internasional sebagai Moluccas dan Molukken adalah provinsi tertua yang ada di Indonesia, lintasan sejarah Maluku telah dimulai sejak zaman kerajaan-kerajaan besar di Timur Tengah seperti kerajaan Mesir yang dipimpin Firaun. Bukti bahwa sejarah Maluku adalah yang tertua di Indonesia adalah catatan tablet tanah liat yang ditemukan di PersiaMesopotamia, dan Mesir menyebutkan adanya negeri dari timur yang sangat kaya, merupakan tanah surga, dengan hasil alam berupa cengkeh, emas dan mutiara, daerah itu tak lain dan tak bukan adalah tanah Maluku yang memang merupakan sentra penghasil PalaFuliCengkeh dan MutiaraPala dan Fuli dengan mudah didapat dari Banda KepulauanCengkeh dengan mudah ditemui di negeri-negeri di Ambon, Pulau-Pulau Lease (SaparuaHaruku & Nusa laut) dan Nusa Ina serta Mutiara dihasilkan dalam jumlah yang cukup besar di Kota Dobo, Kepulauan Aru.
Ibu kota Maluku adalah Ambon yang bergelar atau memiliki julukan sebagai Ambon Manise, kota Ambon berdiri di bagian selatan dari Pulau Ambon yaitu di jazirah Leitimur. Ada wacana bahwa Kota Ambon Manise sudah semakin padat, sumpek, dan tidak lagi layak untuk menampung jumlah penduduk yang dari tahun ke tahun meningkat tajam yang merupakan ibu kotapProvinsi akan menjadi kota biasa karena ibu kota direncanakan pindah ke negeri Makariki di Kabupaten Maluku Tengah.
Jumlah penduduk provinsi ini tahun 2010 dalam hasil sensus berjumlah 1.533.506 jiwa. Maluku terletak di Indonesia Bagian Timur. Berbatasan langsung dengan Maluku Utara dan Papua Barat di sebelah utara, Laut MalukuSulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara di sebelah barat, Laut BandaTimor Leste, dan Nusa Tenggara Timur di sebelah selatan serta Laut Aru dan Papua di sebelah timur.
Maluku memiliki 2 agama utama yaitu agama Islam Sunni yang dianut 50,8 % penduduk Maluku dan agama Kristen (baik Protestan maupun Katolik) yang dianut 48,4 % penduduk Maluku.[2] Maluku tercatat dalam ingatan sejarah dunia karena konflik atau tragedi krisis kemanusiaan dan konflik horizontal antara basudara Salam-Sarane atau antara Islam dan Kristen yang lebih dikenal sebagai Tragedi Ambon. Selepas tahun 2002, Maluku berubah wajah menjadi provinsi yang ramah dan damai di Indonesia, untuk itu dunia memberikan suatu tanda penghargaan berupa Gong Perdamaian Dunia yang diletakkan di ACC (Ambon City Centre).
Pada tahun 1999 ketika konflik atau tragedi krisis kemanusiaan dan konflik horizontal antara basudara Salam-Sarane atau antara Islam dan Kristen yang lebih dikenal sebagai Tragedi Ambon melanda Maluku, sebagian wilayah Provinsi Maluku dimekarkan menjadi Provinsi Maluku Utara, dengan ibu kota di Sofifi. Namun, karena Kota Sofifi dinilai belum siap menjadi ibu kota maka pusat pemerintahan sementara sampai 2009 berada di Kota Ternate yang berada di Pulau Ternate.
Provinsi Maluku dan Maluku Utara membentuk suatu gugus-gugus kepulauan yang terbesar di Indonesia dikenal dengan Kepulauan Maluku dengan lebih dari 4.000 pulau baik pulau besar maupun kecil.
2.      Asal nama Maluku
Pendapat pertama menyatakan kata Maluku berasal dari bahasa Arab yaitu kata Al-MulkAl-Mulk berarti sebagai tanah atau pulau atau negeri para raja. Hal ini memang benar karena Maluku sampai sekarang pun terdiri atas negeri-negeri kecil yang lumayan banyak dengan rajanya sendiri-sendiri.
Pendapat kedua menyatakan kata Maluku berasal dari bahasa Ternate yaitu kata Moloku atau Moloko, dua kata itu Moloku atau Moloko sama-sama berarti sebagai tanah air. Hal ini tercermin dari perkataan bangsa Ternate di masa lampau yang menyebutkan bumi Maluku belahan utara sebagai Moloku Kie Raha yang berarti tanah air dengan empat gunung. Keempat gunung yang dimaksud adalah 4 kerajaan atau kesultanan besar dari Maluku Utara yaitu Kerajaan TernateKerajaan TidoreBacan, dan Jailolo.


3.      Maluku



Bendera
Semboyan: Siwa Lima
( Saling Memiliki)

Peta lokasi Maluku
Dasar hukum
UU 20/1958, UU 46/1999, UU 40/2003
Ibu kota
8º 30' - 2º 30' LS
125º 20' - 135º 10' 
BT
Pemerintahan
 • Gubernur
Area
 • Total
705,645 km2 (272,451 mil²)
 • Darat
47,350.42 km2 (18,282.10 mil²)
 • Air
658,294.69 km2 (254,169.00 mil²)

1700-an buah lebih yang terdiri atas beberapa pulau besar dan banyak pulau kecil
Populasi (2010)[1]
 • Total
1,533,506
 • Kepadatan
2.2/km2 (5.6/sq mi)
Demografi
 • Suku bangsa
Alif'uru (60%), Eropa (20%), Arab (10%), Sulawesi, Jawa, Sumatra dan lainnya (10%)[butuh rujukan]
 • Agama
Islam (50,8%), Protestan (41,6%), Katolik (6,8%), Hindu (0,4%), Buddha (<0,1%), Khong Hu Chu (<0,1%), Lainnya (0,4%)[2]
 • Bahasa
Bahasa Ambon (utama), serta 140-an lebih bahasa-bahasa lainnya
12 kabupaten
2 kota
98 kecamatan
33 kelurahan dan 989 negeri
Rasa Sayang e, Sarinande, Naik-Naik Ke Puncak Gunung, Burung Kaka Tua, Burung Tantina, Pela e, Huhate, Manise, Kole-Kole, Lembe-Lembe, Ouw Ullath e.
4.      Sosial budaya
Hasil gambar untuk Provinsi Maluku
Suku Bangsa
Suku bangsa Maluku didominasi oleh ras suku bangsa Melanesia Pasifik yang masih berkerabat dengan FijiTonga, dan beberapa bangsa kepulauan yang tersebar di kepulauan Samudra Pasifik.
Banyak bukti kuat yang merujuk bahwa Maluku memiliki ikatan tradisi dengan bangsa bangsa kepulauan pasifik, seperti bahasa, lagu-lagu daerah, makanan, serta perangkat peralatan rumah tangga dan alat musik khas, contoh: Ukulele (yang terdapat pula dalam tradisi budaya Hawaii).
Mereka umumnya memiliki kulit gelaprambut ikalkerangka tulang besar dan kuat, serta profil tubuh yang lebih atletis dibanding dengan suku-suku lain di Indonesia, dikarenakan mereka adalah suku kepulauan yang mana aktivitas laut seperti berlayar dan berenang merupakan kegiatan utama bagi kaum pria.
Sejak zaman dahulu, banyak di antara mereka yang sudah memiliki darah campuran dengan suku lain yaitu dengan bangsa Eropa (umumnya Belanda dan Portugal) serta Spanyol, kemudian bangsa Arab sudah sangat lazim mengingat daerah ini telah dikuasai bangsa asing selama 2.300 tahun dan melahirkan keturunan keturunan baru, yang mana sudah bukan ras Melanesia murni lagi namun tetap mewarisi dan hidup dengan beradatkan gaya Melanesia-Alifuru.
Karena adanya percampuran kebudayaan dan ras dengan orang Eropa dan Arab inilah maka Maluku merupakan satu-satunya wilayah Indonesia yang digolongkan sebagai daerah yang memiliki kaum Mestizo terbesar selain Timor Leste (Timor Leste, sekarang menjadi negara sendiri]]. Bahkan hingga sekarang banyak nama fam/mata ruma di Maluku yang berasal adat bangsa asing seperti Belanda (Van Afflen, Van Room, De Wanna, De Kock, Kniesmeijer, Gaspersz, Ramschie, Payer, Ziljstra, Van der Weden, dan lain-lain) serta Portugal (Da Costa, De Fretes, Que, Carliano, De Souza, De Carvalho, Pareira, Courbois, Frandescolli, dan lain-lain). Ditemukan pula fam/mata ruma keturunan bangsa Spanyol (Oliviera, Diaz, De Jesus, Silvera, Rodriguez, Montefalcon, Mendoza, De Lopez, dan lain-lain) serta fam-fam Arab yang langsung dari Hadramaut (Al-Kaff, Al Chatib, Bachmid, Bakhwereez, Bahasoan, Al-Qadri, Alaydrus, Assegaff, dan lain-lain). Cara penulisan fam orang Ambon/Maluku pun masih mengikuti dan disesuaikan dengan cara pembacaan ejaan asing seperti Rieuwpassa (baca: Riupasa), Nikijuluw (baca: Nikiyulu), Louhenapessy (baca: Lohenapesi), Kallaij (baca: Kalai), dan Akyuwen (baca: Akiwen).
Hasil gambar untuk Provinsi Maluku
Dewasa ini, masyarakat Maluku tidak hanya terdapat di Indonesia saja melainkan tersebar di berbagai negara di dunia. Kebanyakan dari mereka yang hijrah keluar negeri disebabkan olah berbagai alasan. Salah satu sebab yang paling klasik adalah perpindahan besar-besaran masyarakat Maluku ke Eropa pada tahun 1950-an dan menetap di sana hingga sekarang. Alasan lainnya adalah untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik, menuntut ilmu, kawin-mengawin dengan bangsa lain, yang di kemudian hari menetap lalu memiliki generasi-generasi Maluku baru di belahan bumi lain. Para ekspatriat Maluku ini dapat ditemukan dalam komunitas yang cukup besar serta terkonsentrasi di beberapa negara seperti Belanda (yang dianggap sebagai tanah air kedua oleh orang Maluku selain tanah Maluku itu sendiri), Suriname, dan Australia. Komunitas Maluku di wilayah lain di Indonesia dapat ditemui di MedanPalembangBandungJabodetabekJawa TengahYogyakartaJawa TimurMakassarKupangManadoKalimantan TimurSorong, dan Jayapura.
5.      Bahasa
Bahasa yang digunakan di Provinsi Maluku adalah Bahasa Ambon, yang merupakan salah satu dari rumpun bahasa Melayu timur yang dikenal sebagai bahasa dagang atau trade language. Bahasa yang dipakai di Maluku terkhusus di Ambon sedikit banyak telah dipengaruhi oleh bahasa-bahasa asing, bahasa-bahasa bangsa penjelajah yang pernah mendatangi, menyambangi, bahkan menduduki dan menjajah negeri/tanah Maluku di masa lampau. Bangsa-bangsa itu ialah bangsa SpanyolPortugisArab, dan Belanda.
Bahasa Ambon selaku lingua franca di Maluku telah dipahami oleh hampir semua penduduk di wilayah Provinsi Maluku dan umumnya, dipahami juga sedikit-sedikit oleh masyarakat Indonesia Timur lainnya seperti orang TernateManadoKupang, dll. karena Bahasa Ambon memiliki struktur bahasa yang sangat mirip dengan bahasa-bahasa trade language di wilayah Sulawesi Utara, Maluku UtaraPapuaPapua Barat, serta Nusa Tenggara Timur.
Bahasa Indonesia selaku bahasa resmi dan bahasa persatuan di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) digunakan dalam kegiatan-kegiatan publik yang resmi dan formal seperti di kantor-kantor pemerintah dan di sekolah-sekolah serta di tempat-tempat seperti museum, bandara, dan pelabuhan.
Maluku merupakan wilayah kepulauan terbesar di seluruh Indonesia, Provinsi Maluku dan Maluku Utara menyusun sebuah big islands yang dinamai Kepulauan Maluku. Banyaknya pulau yang saling terpisah satu dengan yang lainnya, juga mengakibatkan semakin beragamnya bahasa yang dipergunakan di provinsi ini. Beberapa bahasa yang paling umum dipetuturkan di Maluku yaitu:
Tiga bahasa yang hampir punah adalah Palamata dan Moksela serta Hukumina. Ratusan bahasa di atas dipersatukan oleh sebuah bahasa pengantar yang telah menjadi lingua franca sejak lama yaitu Bahasa Ambon. Sebelum bangsa-bangsa asing (ArabCinaSpanyolPortohisWolanda, dan Inggris) menginjakkan kakinya di Maluku, bahasa-bahasa asli Maluku tersebut sudah hidup setidaknya ribuan tahun dan menjadi bahasa-bahasa dari keluarga atau rumpun paling barat keluarga bahasa-bahasa Pasifik/Melansia (bahasa Papua-Melanesoid)
6.      Agama
Masjid di Kaitetu di awal abad ke-20
Umat Islam tengah melaksanakan shalat Jum'at di Masjid Tulehu.
Penduduk Maluku menganut 3 agama utama yaitu Islam Sunni sebanyak 50,8%, Kristen Protestan sebanyak 41,6%, dan Katolik sebanyak 6,8% penduduk. Penyebaran agama Islam dilakukan oleh Kesultanan Iha, Saulau, Hitu, dan Hatuhaha serta pedagang Arab yang mengunjungi Maluku. Sementara penyebaran agama Kristen dilakukan oleh misionaris-misionaris dari PortugisSpanyol, dan Belanda.
Tempat ibadah di Provinsi Maluku pada tahun 2013 tercatat yaitu sebagai berikut:
  • Masjid sebanyak hampir 2 ribu buah
  • Gereja sebanyak 2.345 buah
  • Pura sebanyak 10 buah
  • Vihara sebanyak 5 buah.
Gereja Protestan Maluku atau biasa dikenal sebagai GPM merupakan organisasi sinode dan pertubuhan gereja terbesar yang ada di Maluku, yang memiliki jemaat gereja di hampir seluruh negeri Sarane di seluruh Maluku. Pada tahun 2013, jemaah haji yang pergi ke Mekkah dari Provinsi Maluku ialah sebanyak 1.009 orang, di mana jemaah haji terbanyak berasal dari Kabupaten Maluku Tengah yaitu sebanyak 506 orang.
                                                                                           
7.      Pemerintahan

Kabupaten dan Kota
No.
Kabupaten/Kota
Ibu kota
1
Namlea
2
Namrole
3
Dobo
4
Tiakur
5
Masohi
6
Langgur
7
Saumlaki
8
Piru (de facto)
9
Bula (de facto)
10
-
11
-

Daftar Gubernur
Sebagai suatu provinsi tertua di wilayah Indonesia, Maluku telah diperintah berbagai bangsa penjelajah selama berabad-abad. Adapun daftar Gubernur Maluku sejak Zaman Kolonial dimulai dari Pemerintahan Portugis, Spanyol, Belanda, dan Inggris hingga Masa Kemerdekaan Republik Indonesia, adalah sebagai berikut:
No.
Nama
Masa jabatan
A
Masa Pemerintahan Portugal
1522- 1605
1
Antonio de Brito
1522 - 1525
2
Garcia Henriques
1525 - 1527
3
Jorge de Meneses
1527 - 1530
4
Gonçalo Pereira
1530 - 1531
5
Vicente da Fonseca
1531 - 1534
6
Tristão de Ataide
1534 - 1536
7
Antonio Galvão
1536 - 1540
8
Jorge de Castro
1540 - 1544
9
Jordão de Freitas
1544 - 1546
10
Bernaldim de Sousa
1546 - 1549
11
Cristovão de Sa
Oct 1549 - Oct 1550
12
Francisco Lopes de Sousa
1552 - Feb 1554
13
Cristovão de Sa (memerintah untuk kedua kalinya)
Feb 1554 - Nov 1555
14
Duarte d'Eça
1555 - Dec 1558
15
António Pereira Brandão
Dec 1558 - Oct 1560
16
Manoel de Vasconcellos
Oct 1560 - 1561
17
Bastião Machado
Oct 1560 - 1561
18
Henrique de Sa
Mar 1562 - 1564
19
Alvaro de Mendonça
1564 - 1567
20
Diogo Lopes de Mesquita
1567 - 1571
21
Alvaro de Ataide
1571 - Dec 1574
22
Nuno Pereira de Lacerda
Dec 1574 - 28 Dec 1575
23
Sancho de Vasconcellos
1575 - 1578
24
Diogo de Azambuja
Dec 1582 - Jan 1586
25
Duarte Pereire de Sampaio
Jan 1586 - 1589
26
Rui Dias da Cunha
1589 - 1592
27
Tristão de Sousa
1592 - 1595
28
Julião de Noronha
1595 - 20 Nov 1598
29
Rui Gonçalves de Sequeira
20 Nov 1598 - Feb 1602
30
Pedro Alvares de Abreu
Feb 1602 - 19 May 1605
B
Masa Pemerintahan Spanyol
1606 - 1663
1
Juan de Esquivel
1606 - 1609
2
Lucas de Vergara Gaviria
1606 - 1609
3
Cristobál de Azcueata Menchaca
1610 - 1612
4
Jerónimo de Silva
1612 - 1617
5
Lucas de Vergara Gaviria (memerintah untuk kedua kalinya)
1617 - 1620
6
Luis de Bracamonte
1620 - 1623
7
Pedro de Heredia
1623 - 1636
8
Pedro Muñoz de Carmona y Mendiola
1636 - 1640
9
Francesco Suárez de Figueroa
1640 - 1642
10
Pedro Fernández del Rio
1642 - 1643
11
Lorenzo de Olaso Achotegui
1643 - 1652
12
Pedro Fernández del Rio (memerintah untuk kedua kaliya)
1652
13
Francesco de Esteybar
1652 - 1656
14
Diego Sarria Lascano
1659 - 1660
15
Francesco de Esteybar (memerintah untuk kedua kalinya)
1658 - 1659
16
Francesco de Atienza Ibañez
1659 - 1660
17
Juan de Chaves
1660 - 1661
18
Agustín de Cepeda Carnacedo
1661 - 1663
19
Francesco de Atienza Ibañez (memerintah untuk kedua kalinya)
1663
C
Masa Pemerintahan Belanda
1599 - 1801
1
Frank van der Does
1599 - c.1602
2
Jan Pieterszen Suyer
Jan 1601 - 1602
3
Christiaen Adriaensz den Dorst
Sep 1602 - 1604
4
Anthonie van Suylen van Nyevelt
Sep 1602 - 1604
5
Adriaan Antoniszen
Jul 1605 - Mar 1606
6
Gerrit Gerritszen van der Buis & Pieter Janszen Boenen
1607 - 1608
7
Adriaen Woutersz
1608 - 1610
8
Paulus van Caerden
1610 - 1612
9
Pieter Both
1612 - 1616
10
Laurens Reaal
1616 - 1621
11
Frederik Houtman
1621 - 1623
12
Jacques le Fèbre
1623 - 1627
13
Gilles van Zeijst
1627 - 1628
14
Pieter Wagensveld
1628 - 1629
15
Gijsbert van Lodestein
1629 - 1633
16
Johan Ottens
1633 - 1635
17
Jan van Broekom
1635 - 1640
18
Anthonij Caen
1640 - 1642
19
Wouter Seroijen
1642 - 1648
20
Gaspar van den Bogaerde
1648 - 1653
21
Jacob Hustaart
1653 - 1656
22
Simon Cos
1656 - 1662
23
Anthonij van Voorst
1662 - 1667
24
Maximilian de Jong
1667 - 1669
25
Abraham Verspreet
1669 - 1672
26
Cornelis Franks
1672 - 1674
27
Willem Corput
1675 - 1675
28
Willem Harthouwer
1676 - 1676
29
Jacob de Ghein
1676 - 1677
30
Robbert Padtbrugge
1677 - 1682
31
Jacob Lobs
1682 - 1686
32
Johan Henrik Thim
1686 - 1689
33
Johannes Cops
1689 - 1692
34
Cornelis van der Duin
1692 - 1696
35
Salomon le Sage
1696 - 1701
36
Pieter Rooselaar
1701 - 1706
37
Jacob Claaszoon
1706 - 1710
38
David van Petersom
1710 - 1715
39
Jacob Bottendorp
1715 - 1720
40
Antoni Heinsius
1720 - 1723
41
Jacob Cloeck
1723 - 1724
42
Joan Happon
1724 - 1728
43
Jacob Christiaan Pielat
1728 - 1731
44
Elias de Haeze
1728 - 1731
45
Johannes Bernard
1728 - 1731
46
Paulus Rouwenhoff
1735 - 1739
47
Marten Lelievelt
1739 - 1744
48
Gerrard van Brandwijk van Blokland
1744 - 1750
49
J. E. van Mijlendonk
1750 - 1754
50
Abraham Abeleven
1754 - 1758
51
Jacob van Schoonderwoert
1754 - 1758
52
Hendrik Breton
1766 - 1767
53
Paulus Jacob Valckenaer
1771 - 1778
54
Jacob Roeland Thomaszen
1778 - 1780
55
Alexander Cornabé
1780 - 1793
56
J. Ekenholm
1793 - 1796
57
Johan Godfried Burdach
1796 - 1799
58
Willem Jacob Cranssen
13 Sep 1799 - 21 Jun 1801
D
Masa Pemerintahan Inggris
1801 - 1817
1
K. T. Farquhar
21 Jun 1801 - 1803
2
H. Webber
1803
3
Peter Adrianus Goldbach
1803 - 1804
4
Carel Lodewijk Wieling
1804 - 1809
5
R. Coop à Groen
1809 - 1810
7
E. Tucker
1810 - 1811
8
Forbes
1811
9
W. Ewer
1811 - 1813
10
W. G. Mackenzie
1813 - 1815
11
R. Stuart
1815 - 1816
12
W. G. Mackenzie (memerintah untuk kedua kalinya)
1816 - 20 Apr 1817
E
Masa Kemerdekaan Indonesia
1950 - sekarang
1
1950 - 1955
2
1955 - 1960
3
1960 - 1965
4
1965 - 1968
5
Soemitro
1968 - 1973
6
Soemeru
1973 - 1975
7
1975 - 1985
8
Sebastian Soekoso
1985 - 1993
9
1993 - 1998
10
1998 - 2003
11
Brigjen TNI (Purn) Karel Albert Ralahalu
2003 - 2013
12
2014 - 2019
8.       Perekonomian
Secara makro ekonomi, kondisi perekonomian Maluku cenderung membaik setiap tahun. Salah satu indikatornya antara lain, adanya peningkatan nilai PDRB. Pada tahun 2003 PDRB Provinsi Maluku mencapai 3,7 triliun rupiah kemudian meningkat menjadi 4,05 triliun tahun 2004. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2004 mencapai 4,05 persen dan meningkat menjadi 5,06 persen pada 2005.
Kondisi geografis Provinsi Maluku bila dilihat dari sisi strategis peluang investasi bisnis dapat diprediksi bahwa sumber daya alam di sektor perikanan dan kelautan dapat dijadikan primadona bisnis di Maluku, selain sektor lainnya seperti pertanian subsektor peternakan dan perkebunan, sektor perdagangan dan sektor pariwisata serta sektor jasa yang seluruhnya memiliki nilai jual dan potensi bisnis yang cukup tinggi.
Sumber Daya Hutan
Hasil gambar untuk Provinsi Maluku
Luas sumber daya darat di Maluku adalah sebesar 54.185 km2, dengan potensi sumber daya hutan:
  • Hutan Konversi: 475.433 Ha
  • Hutan Lindung: 774.618 Ha
  • Hutan Produksi Terbatas: 865.947 Ha
  • Hutan Produksi Tetap: 908.702 Ha
  • Hutan yang dapat dikonversi: 1.633.646 Ha
Potensi Tambang dan Mineral
Hasil gambar untuk Provinsi Maluku
Adapun daerah penghasil tambang dan Mineral di Provinsi Maluku adalah:
  • Emas: Pulau Buru, Wetar, Ambon, Haruku, dan Pulau Romang
  • Mercuri: Pulau Damar
  • Perak: Pulau Romang
  • Logam Dasar: Pulau Haruku dan Nusalaut
  • Kuarsa: Pulau Buru
  • Minyak Bumi: Bula (Pulau Seram), Laut Banda, Kepulauan Aru dan cadangan minyak di Maluku Barat Daya.
  • Mangaan: Laut Banda
Perikanan
Hasil gambar untuk Provinsi Maluku
Provinsi Maluku ditetapkan oleh Menteri KKP (Fadel Mohammad) sebagai Lumbung Ikan Nasional 2030 sejak digelarnya Sail Banda 2010. Maluku yang merupakan kepulauan bahari terbesar di wilayah Nusantara memang layak dijadikan lumbung ikan nasional karena potensi perikanan yang luar biasa banyaknya disertai laut yang kaya dan masih terjaga dari campur tangan manusia. Daerah dengan potensi ikan di wilayah Maluku yaitu

  1. Kepulauan Banda
  2. Kepulauan Kei
  3. Kepulauan Aru
  4. Maluku Tenggara Barat
  5. Maluku Barat Daya
Potensi Perikanan dan Sumber Daya Air Maluku
Sumber daya perairan 658.294,69 km2, dengan potensi sebagai berikut : - Laut Banda : 277.890 ton/tahun - Laut Arafura : 771.500 ton/tahun - Laut Seram : 590.640 ton/tahun
Berbagai jenis ikan yang dapat ditangkap dan terdapat di Maluku antara lain : ikan pelagis besar, ikan pelagis kecil, ikan demersal, ikan karang, udang, lobster, cumi.
Sementara untuk potensi budidaya laut yang penyebarannya terdapat pada Laut Seram, Manipa, Buru, Kep. Kei, Kep. Aru, Yamdena, pulau pulau terselatan dan wetar adalah kakap putih, kerapu, rumput laut, tiram mutiara, teripang, lobster, dan kerang-kerangan. Untuk potensi budidaya payau adalah bandeng dan udang windu.
Energi
Kepulauan Indonesia bagian timur umumnya serta Maluku secara khususnya mengalami dampak benturan lempeng Pasifik, lempeng India-Australia dan lempeng Eurasia relatif lebih intensif yang menyebabkan wilayah ini menjadi salah satu yang sangat dinamis dengan berbagai jenis bahan tambang dan energi. Cadangan gas terbesar di Indonesia tercatat berada di blok Pulau Masela di MTB (Maluku Tenggara Barat).
Pariwisata
Hasil gambar untuk Provinsi MalukuHasil gambar untuk Provinsi Maluku
Profil pariwisata Maluku yang berisikan objek dan daya tarik maupun mengunjungi Maluku, merupakan kenyataan-kenyataan potensi kepariwisataan yang begitu menjanjikan terutama bagi wisatawan untuk saatnya datang berkunjung menyaksikan keindahan alam meliputi : Ketersediaan daya tarik bawah laut sesuai dengan karakteristik wilayah Maluku sebagai daerah kepulauan, Gunung api, Gunung api bawah laut, Daerah perbukitan, Pemandangan alam, Teluk, Danau dan Keramah-tamahan masyarakat Maluku yang sudah dikenal sejak dahulu dengan tradisi masyarakat yang menganggap Wisatawan Sebagai Raja.
Hasil gambar untuk Provinsi MalukuHasil gambar untuk Provinsi MalukuHasil gambar untuk Provinsi MalukuHasil gambar untuk Provinsi Maluku
Sejak zaman purba kala, Maluku diakui telah memiliki daya tarik alam selain daripada rempah-rempahnya. Terdiri dari ratusan kepulauan membuat Maluku memiliki keunikan panorama disetiap pulaunya dan mengundang banyak turis asing datang untuk mengunjungi bahkan menetap di kepulauan ini. Selain objek wisata alam, beberapa peninggalan zaman kolonial juga merupakan daya tarik tersendiri karena masih dapat terpelihara dengan baik hingga sekarang. Bahkan dibeberapa daerah,pariwisatanya sudah terkenal sampai ke mancanegara. Beberapa dari objek wisata terkenal di Maluku antara lain:
  • Taman Laut Manusela
Pemandangan Taman Laut yang indah mengingat pantai di Maluku masih banyak yang belum terjamah. Wisata ini dapat dinikmati di Pulau Tiga, Manusela Beach, Pulau Banda.
  • Pantai Pasir Panjang
Pantai Pasir Panjang yang di Tual Maluku Tenggara merupakan pantai yang sangat menakjubkan dengan pasir putihnya yang sangat panjang dan lembut menyerupai tepung itu membuat mata tak tahan melihatnya disiang hari karena memancarkan cahaya yang menyilaukan.
  • Pantai Natsepa, Ambon
Pantai berpasir putih ini terletak di tepi jalan Provinsi dan menghadap ke beberapa Pulau. Sambil menikmati keindahan panorama juga dapat menikmati es kelapa muda dan rujak buah khas Natsepa. Sangat bagus untuk liburan akhir pekan keluarga dan kerabat sayang kalau tidak menikmatinya
  • Pintu Kota, Ambon
Pantai pintu kota yang juga masih ada di ujung Pulau Ambon ini sangat menarik dengan batu karang khasnya yang sangat besar dan berlubang seperti pintu dan ada lorong di bawahnya membuat wisatawan yang datang tak henti-hentinya mengabadikan salah satu wujud kebesaran Tuhan yang sulit ditemui di tempat lain. Pintu kota juga merupakan sebuah batu karang besar berbentuk gapura yang yang menjorok ke Laut Banda di antara Desa Airlouw dan Desa Seri, sebelah Jazirah Leitimor. Tersedia beberapa fasilitas berteduh terutama untuk menikmati panorama matahari terbit dan bentuk-bentuk batu karang yang spesifik.
  • Benteng Duurstede, Saparua
  • Benteng Amsterdam, Ambon
  • Benteng Victoria, Ambon
  • Banda Neira, Banda
  • Benteng Belgica, Banda
  • Pantai Hunimua, Ambon (Pantai Liang)
Terletak di sebelah timur laut jazirah Leihitu berhadapan dengan Pulau Seram berpasir putih sepajang kurang lebih 4 km, berjarak 40 km dari pusat kota. Air lautnya bening mengundang setiap pengunjung untuk terjun ke laut. Sebuah restoran di laut milik masyarakat setempat menyediakan makan khas Malauku, ikan bakar dan colo-colo. Bersebelahan dengan pantai ini terdapat Dermaga Feri untuk penyerbangan ke Pulau Seram, bekas lapang terbang Jepang yang dipakai zaman Perang Dunia II. Di seberang pantai ini terletak cagar alam/taman laut Pulau Pombo sebuah pulau karang atoll berpasir putih dan dihuni oleh burung-burung Pombo (merpati).

9.       Alat music tradisional
Alat Musik Tradisional Maluku
Deskripsi :
            Ibu kota Maluku adalah Ambon, yang bergelar Ambon Manise. Seni dan budaya Maluku banyak dipengaruhi oleh budaya bangsa Eropa, terlihat dari salah satu tarian yaitu tarian yaitu tari Katreji, tarian ini sangat energik dan diiringi alat musik biola, suling bambu, ukulele, karakas, guitar, tifa, dan bas gitar dengan pola rithem musik Eropa yang lebih menonjol. Tarian lain yang terkenal di Maluku adalah tarian Bambu Gila, tari Cakalele, dan tari Saureka-reka. Alat musik tradisional warisan nenek moyang yang sering digunakan diberbagai upacara dan kesenian tradisional adalah Tifa, Ukulele, dan Sawat. Diluar dari beragamnya alat musik, orang Maluku terkenal handal dalam bernyanyi. Sejak dahulu mereka sudah sering bernyanyi dalam mengiringi tari-tarian tradisional, maka terlahirlah penyanyi terkenal seperti Broery Pesulima, Harvey Malaihollo, Daniel Sahuleka, Ruth Sahanaya, Glen Fredly dan masih banyak lagi yang lainnya.

 Berikut beberapa galeri tampilan alat musik tradisional yang berasal dari Provinsi Maluku, klik masing-masing gambar untuk memperbesar tampilan.

Hasil gambar untuk Provinsi MalukuHasil gambar untuk Provinsi MalukuHasil gambar untuk Provinsi Maluku


DAFTAR PUSTAKA



Maluku_-_Wikipedia_bahasa_Indonesia,_ensiklopedia_bebas





Jangan lupa kunjungi teguh's blog umum klik disiniJangan lupa kunjungi facebook saya klik disini


1 komentar:

  1. Baccarat Strategy - Everything You Need to Know
    Here 바카라사이트 are some tips to playing baccarat in the deccasino casino. You can also enjoy the chance choegocasino of winning real money. Here are some basic strategies to

    BalasHapus